Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Saksikan Gerhana Bulan Total 2021, Tak Perlu Alat Bantu Optik & Waspadai Banjir ROB

Selasa, 25 Mei 2021, Mei 25, 2021 WIB Last Updated 2021-05-25T09:10:13Z
Wasantara.online @ Medan - Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar sehingga bulan masuk ke umbra bumi.

Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan, Hartanto ST MM, kepada wartawan seputar Gerhana Bulan Total (Bloodmoon) dan Banjir ROB, Selasa (25/5/2021).

Dikatakan Hartanto, fenomena langit ini dapat diprediksi dan kabar gembiranya, bisa disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia tanpa memakai optik/ lensa teropong.

Oleh karena itu, Gerhana Bulan Total yang terjadi Rabu, 26 Mei 2021 lusa menjadi fenomena yang patut ditunggu masyarakat.

Menurut Hartanto, secara umum warga Sumut tidak dapat melihat puncak gerhana bulan total. Hanya sebagian masyarakat Sumut khususnya bagian timur seperti Kota Kisaran, Rantauprapat, Padangsidempuan dan sekitarnya, dapat melihat fase setelah gerhana bulan total.

Meski demikian, tidak semua wilayah di Indonesia bisa menyaksikan detik-detik proses terjadinya Gerhana Bulan Total dari awal hingga akhir.

Ada beberapa daerah yang baru bisa melihat Gerhana Bulan Total saat mencapai puncaknya atau peristiwa setelahnya.

Inilah fase Gerhana Bulan Total pada Rabu, 26 Mei 2021 serta daftar wilayah di Indonesia yang bisa melihat dan waktunya.

1. Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB, 16.46.12 WITA, 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah.

Sehingga pengamat di Provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total.

2. Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB, 17.44.38 WITA, 18.44.38 WIT, Fase ini melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.

3. Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat.

Sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

4. Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

5. Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir pukul 18.28.05 WIB, 19.28.05 WITA, 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara.

Sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.

6. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52.48 WIB, 20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

7. Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB, 21.51.14 WITA, 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Seluruh proses gerhana, sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik.

Sementara proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik. Disebut Super Blood Moon.

Masih dari situs resmi BMKG, saat puncak gerhana bulan total terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah atau dikenal dengan istilah Blood Moon.

Lantaran posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase bulan purnama biasa. Fenomena ini sering disebut dengan Super Moon.

Sehingga, Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee atau bulan berada di jarak terdekat dengan bumi.

Gerhana Bulan Total dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

Sementara itu, BMKG juga akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Yaitu dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.

Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur.

Untuk Provinsi Sumatera Utara, Hartanto mengimbau, masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya dan bisa mencapai 2,7 meter.

Masyarakat pesisir pantai dihimbau Waspada adanya fenomena Banjir Pesisir (ROB) akibat adanya aktivitas pasang air laut maksimum setinggi 2,7 meter yang diprediksikan berpotensi terjadi pada tanggal 24 — 29 Mei 2021 di wilayah Pesisir Belawan dan Sekitarnya, terang Hartanto.

Hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas masyarakat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Hartanto berharap warga masyarakat pesisir Belawan dan sekitarnya untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Banjir Pesisir (ROB) serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG. 

Lanjut Hartanto, bahwa fenomena Banjir Pesisir (ROB) kali ini lebih tinggi daripada kejadian sebelumnya, hal ini dikarenakan bulan berada pada Posisi Perigee (jarak terdekat dengan bumi). 

Fenomena ROB ini juga bersamaan dengan fenomena Gerhana Bulan Total Perigee (Super Blood Moon), pungkas Hartanto.


Komentar

Tampilkan

  • Saksikan Gerhana Bulan Total 2021, Tak Perlu Alat Bantu Optik & Waspadai Banjir ROB
  • 0

Terkini

Topik Populer