Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Direktur KMA Apresiasi YIHLP Untuk Melestarikan Kebudayaan Tionghoa Sumut

Minggu, 10 April 2022, April 10, 2022 WIB Last Updated 2022-04-09T17:53:26Z
Medan, Wasantaraonline.com - Dalam rangka memajukan kebudayaan diperlukan pengelolaan kebudayaan yang beradab, menjunjung tinggi rasa persatuan, sesuai identitas bangsa dan negara, harus dilestarikan, dikembangkan dan diteguhkan berdasarkan nilai - nilai Pancasila.
Hal ini disampaikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat yang dihadiri oleh Direktur KMA Sjamsul Hadi, SH.MM saat berkunjung ke sekretariat Perhimpunan Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumatera Utara (Mitsu) Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Medan, Sabtu (09/04/2022). 
Dikatakan Direktur Kepercayaan, Masyarakat Adat (KMA) Sjamsul Hadi, SH.MM bahwa pihaknya sangat menyambut baik serta mendukung apa yang telah dilakukan oleh Yayasan Istana Harta Lima Penjuru (YIHLP) dalam hal pelestarian dan pemajuan kebudayaan khususnya budaya Tionghoa yang sudah berjalan secara turun- temurun di Provinsi Sumatera Utara.

Sjamsul Hadi menyampaikan apa yang telah dilakukan YIHLP telah mendapat perhatian kami, pertama pada tahun 2021 tahun yang lalu telah digelar acara seminar adat-istiadat, ritual khusus kebudayaan Tionghoa di Kabupaten Deli Serdang dengan kehadiran kepala Balai Pelesatrian Nilai Budaya wilayah kerja Provinsi Aceh-Sumatera Utara, serta pejabat pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

Selanjutnya pihak YIHLP juga pernah mendaftarkan pengajuan tokoh kepecayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat dan hari ini saya dipertemukan dengan tokoh Tionghoa Sumatera Utara.

"Saya juga mendapat kabar bahwa pihak Lembaga Pelestarian Budaya Tionghoa Yayasan Istana Harta Lima Penjuru telah menjalin kerja sama dengan Etnografik Research Center, Pusat Kajian Etnografi Terapan dan Penguatan Komunitas di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, kolaborasi yang tepat untuk pelestarian budaya, khususnya dalam kerjasama ini adalah budaya Tionghoa," ujar Sjamsul Hadi.

Selain itu, Sjamsul Hadi menambahkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat. 

Untuk memajukan kebudayaan diperlukan pengelolaan kebudayaan yang menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan yang mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia dengan menjamin unsur-unsur kebudayaan daerah sebagai identitas bangsa dan negara yang harus dilestarikan, dikembangkan dan diteguhkan berdasarkan kristalisasi nilai budaya yang terkandung dalam Pancasila.

"Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh Nusantara. Suku bangsa tersebut di antaranya Aceh, Batak, Nias, Melayu, Minangkabau, Tionghoa, Mentawai, Lampung, Jawa, Sunda, Dayak, Bali, Ambon, Bugis, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Papua dan sebagainya," pungkasnya.

"Masing-masing suku bangsa memiliki berbagai budaya, tutur dan pesan budaya (verbal art) yang mampu mendidik dan melakukan akselerasi untuk mengasah cipta, rasa dan karsa."

Potensi dan keragaman budaya yang tersebar luas di wilayah Indonesia merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, sekaligus sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kekayaan budaya tersebut harus dilestarikan, dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan tekad, semangat kebersamaan, program kerja dan kebijakan terarah dari pemerintah yang didukung oleh segenap masyarakat Indonesia."

"Pandemi menjadi suatu peluang dan titik tolak bagi insan pelaku nilai budaya yang cepat dalam beradaptasi, situasi pandemi juga memberikan ruang dan waktu bagi seniman dan para pelaku nilai budaya lainnya untuk segera melakukan pembenahan dalam pembiasaan aktivitasnya."

"Banyak budayawan yang berhasil melewati masa-masa krisis dalam aktivitas kesenimanannya dan telah beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19, banyak di antara mereka yang telah berusaha untuk melakukan sebuah migrasi ke digital platform virtual untuk menyalurkan segala bentuk kreatif dan aktivitas seninya."

"Namun demikian tidak mudah juga untuk para pelaku budaya untuk mewujudkan ide gagasan kreatif dan aktivitasnya itu, mereka sangat tergantung pada kondisi permodalan yang dimilikinya sehingga tampak sebagian para pelaku budaya ada yang dapat bertahan bahkan berkembang dan ada pula yang menurun bahkan dalam kondisi memprihatinkan yang beralih profesi demi untuk bertahan hidup."

Negara hadir untuk mendukung segala bentuk kegiatan lembaga masyarakat yang berkaitan dengan pemajuan dan pelestarian budaya

"Akhir kata sebelum saya tutup kata sambutan ini, atas nama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat memberikan apresisasi yang setinggi tingginya kepada seluruh Lembaga Tionghoa terkhusus kepada Yayasan Istana Harta Lima Penjuru yang telah mendukung program pemerintah," imbuhnya. (*/Edi) 

 
Komentar

Tampilkan

  • Direktur KMA Apresiasi YIHLP Untuk Melestarikan Kebudayaan Tionghoa Sumut
  • 0

Terkini