Jakarta, WasantaraOnline.com - Pihak Otomotif asal Jepang, 'Nissan Motor' berencana memangkas 1.000 pekerjaan di Thailand atau memindahkannya pada pertengahan 2025. Ini merupakan strategi pengurangan tenaga kerja global yang baru-baru ini diumumkan oleh perusahaan otomotif asal Jepang tersebut.
Mengutip Reuters, dua sumber yang memahami situasi tersebut menyampaikan pada Jumat (22/11/2024) bahwa Nissan akan menghentikan sebagian produksi di Pabrik 1 Thailand, salah satu dari dua fasilitas perakitan mobil di negara tersebut.
Selain itu, terdapat kemungkinan untuk menggabungkan operasinya ke Pabrik 2 di Thailand. Rencana tersebut diperkirakan akan mulai direalisasikan pada bulan September tahun depan.
Sayangnya belum ada pernyataan dari Nissan. Seorang juru bicara Nissan tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Sebelumnya, Nissan mengatakan bahwa mereka akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan 9.000 pekerja di seluruh dunia. Ini setelah kinerja kuartal Juli-September, lebih buruk dari yang diharapkan.
Peringatan Raja Mobil China, Banyak Perusahaan Otomotif Terancam Bangkrut
Di Amerika Serikat (AS), sekitar 1.000 staf akan meninggalkan Nissan pada akhir tahun ini. Mereka dipangkas dengan paket pensiun dini.
Menurut situs web Nissan, dua pabrik Thailand terletak di provinsi Samut Prakan di pinggiran Bangkok. Pabrik 1 memiliki kapasitas produksi sekitar 220.000 kendaraan sementara Pabrik 2 memiliki kapasitas 150.000 kendaraan, kata sumber.
Dari catatan media nasional, sejumlah raksasa otomotif global memang sedang bermasalah. Kemarin, Ford, kembali mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 4.000 orang di Eropa, sebagian besar di Jerman dan Inggris.
Ini menjadi pukulan terbaru bagi industri mobil di benua tersebut. Perusahaan telah mengalami kerugian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Raksasa Jerman Volkswagen juga berkutat dengan pembicaraan terkait upah dengan para karyawannya dan juga berada dalam bayang penutupan tiga pabrik utama.Awal November perusahaan melaporkan penurunan laba Q3 sebesar 42% ke level terendah dalam tiga tahun.
Kabar buruk juga datang dari perusahaan manufaktur otomotif Stellantis. Manajemen menyatakan akan melakukan PHK ke sekitar 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, AS.(*)