Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Bandingkan, Utang Luar Negeri RI di Era Jokowi dan SBY

Rabu, 17 Februari 2021, Februari 17, 2021 WIB Last Updated 2021-02-17T10:42:35Z
Wasantara.online @ Jakarta - Untuk mengatasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selama ini utang jadi jalan keluar untuk mengatasi defisit APBN tersebut. Otomatis, adanya penambahan utang luar negeri (ULN) yang selalu jadi polemik di Tanah Air. 

Baru-baru ini, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 yang tercatat sebesar 417,5 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 5.803,2 triliun (kurs Rp 13.900 per dollar AS).

Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 tercatat lebih tinggi dibandingkan akhir kuartal III yang sebesar 413,4 miliar dollar AS.

Besaran utang itu terdiri dari utang luar negeri (ULN) sektor pemerintah dan bank sentral, sebesar 209,2 miliar dollar AS atau Rp 2.907 triliun dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dollar AS atau Rp 2.895 triliun.

Namun yang perlu diketahui, selain utang luar negeri, pemerintah Indonesia juga memiliki utang dalam negeri yang berasal dari penerbitan obligasi surat berharga negara.

Berikut ini perbandingan utang luar negeri pemerintah Indonesia antara pemerintahan Presiden Jokowi dengan dua periode Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti dirangkum pada Rabu (17/2/2021).

Utang luar negeri era Presiden SBY
Mengutip data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, utang pemerintah Indonesia per 31 Desember 2004 adalah sebesar 68,57 miliar dollar AS.

Di periode pertama Presiden SBY, utang pemerintah Indonesia memang mengalami pasang surut. Pada 31 Desember 2005, utang pemerintah Indonesia turun menjadi 63,09 miliar dollar AS.

Lalu pada tahun 2006 utang pemerintah menjadi 62,03 miliar dollar AS, tahun 2007 menjadi 62,25 miliar dollar AS, dan tahun 2008 menjadi 65,44 miliar dollar AS.

Lalu sampai pada 31 Maret 2009 atau menjelang berakhirnya periode pertama pemerintahan Presiden SBY, utang pemerintah Indonesia menjadi 63,20 miliar dollar AS.

Yang jadi catatan, besaran utang yang dirilis Kemenkeu tersebut tak memasukan utang luar negeri yang berasal dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) valuta asing (valas).

Utang luar negeri pemerintah di periode kedua Presiden SBY mengalami kenaikan signifikan. Mengacu pada data yang dirilis Bank Indonesia pada triwulan III 2014 atau menjelang berakhirnya periode kedua Presiden SBY, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 292 miliar dollar AS.

Rinciannya, utang pemerintah dan BI sebesar 132 miliar dollar AS dan utang dari sektor swasta termasuk BUMN sebesar 159,3 miliar dollar AS.

Utang luar negeri era Presiden Jokowi
Jika dirunut dari tahun ke tahun, utang luar negeri Indonesia di dua periode Presiden Jokowi juga terus melonjak. Membengkaknya utang luar negeri Indonesia di era Presiden Jokowi ini tercatat sudah terjadi sebelum pandemi virus corona (Covid-19).

Di awal periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi atau saat masih bersama JK atau pada akhir kuartal IV-2014, posisi ULN Indonesia yang ditarik pemerintah dan BI adalah sebesar 129,7 miliar dollar AS (44,3 persen dari total ULN).

Berikutnya pada triwulan IV 2019 atau dimulainya periode kedua Presiden Jokowi, utang luar negeri yang berasal dari pemerintah dan BI tercatat sebesar 202,9 miliar dollar AS.

Terbaru, BI melaporkan utang luar negeri Indonesia dari pemerintah dan bank sentral pada akhir kuartal IV 2020 tercatat 209,2 miliar dollar AS atau sekutar Rp 2.907 triliun.

Pada November tahun lalu, pemerintah Indonesia juga baru saja menarik utang cukup besar dalam bentuk utang bilateral. Rinciannya sebesar Rp 15,45 triliun dari Australia dan Rp 9,1 triliun dari Jerman. (Kgm/Edi)

Komentar

Tampilkan

  • Bandingkan, Utang Luar Negeri RI di Era Jokowi dan SBY
  • 0

Terkini