Menurut Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Hartanto ST mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca bahwa potensi tinggi gelombang diatas 3 meter berpeluang terjadi di perairan Barat Aceh, Perairan Meulaboh hingga Sinabang, Perairan Utara Sabang, Samudera Hindia Barat Aceh, Perairan Kepualauan Nias hingga Sibolga dan Samudera Hindia Barat Nias.
"Sementara tinggi gelombang hingga 6 meter berpeluang terjadi Samudera Hindia barat Aceh hingga Samudera Hindia barat Nias," kata Hartanto, Sabtu (6/11/2021).
Selain itu, Dijelaskan Hartanto bahwa adanya pola putaran angin di atas perairan Sumatera bagian utara pada umumnya bergerak dari timur hingga barat daya dengan kecepatan 2 - 20 knot (hingga 37 km per jam).
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut menuju ke arah Timur Laut dengan kecepatan angin bisa mencapai 4 - 25 knot atau 46 km per jam.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Simueleu hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera dan Samudra Hindia barat daya Banten.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Simueleu hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan gelombang tinggi di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.
Atas dasar itu, Hartanto mengimbau agar seluruh pengguna transportasi laut dan para nelayan untuk memperhatikan risiko tinggi agar tetap selamat dalam pelayaran di kawasan tersebut.
"Di mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, untuk dapat menghindari dati sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," jelasnya.
Seluruh warga yang mencari nafkah sebagai nelayan dan para penguna jasa transportasi laut untuk tetap waspada terhadap gelombang tinggi dan tetap memperhatikan informasi dari BMKG maupun dari Pemerintah setempat, agar tidak terpengaruh informasi yang dapat menyesatkan dan merugikan kita semua.
