Jakarta,www.wasantaraonline.com - Pasukan Israel (IDF) dilaporkan menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB,
United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Naqoura Lebanon selatan, Kamis malam waktu setempat. Dua orang tentara asal Indonesia, kontingen Garuda Force Headquarter Support Unit (FHQSU), dikabarkan terluka.
Hal ini menimbulkan reaksi dari pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengecam keras penembakkan yang dilakukan dari tank Merkava tersebut, menyebabkan kedua personel TNI itu memperoleh perawatan di rumah sakit.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," tegas Retno dikutip Jumat (11/10/2024).
"Dua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," katanya lagi.
Retno pun mengingatkan IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL. Termasuk memastikan keselamatan dan keamanan personel UNIFIL.
"Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," tuturnya seraya meminta semua pihak menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.
"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," pungkasnya.
Sebelumnya, juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan serangan Israel terhadap pasukan mereka, selain menyebabkan dua anggota yang terluka dirawat di rumah sakit, juga melumpuhkan sebagian kemampuan pemantauan Rabu dan Kamis.
"Jelas, ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang telah kita saksikan dalam 12 bulan terakhir," kata Tenenti, mengacu pada baku tembak antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Sementara Amerika Serikat (AS) "sangat prihatin" dengan laporan bahwa Israel menembaki markas besar pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan. Hal ini disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
"Kami memahami bahwa Israel tengah melakukan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel," kata juru bicara tersebut, mengacu pada garis demarkasi antara Israel dan Lebanon, seperti dikutip Al Jazeera.
"Sementara mereka melakukan operasi ini, sangat penting bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB," tambahnya.
Israel sendiri mengatakan pasukannya beroperasi pada Kamis di dekat pangkalan UNIFIL di Naqoura. Tel Aviv menginstruksikan pasukan PBB di area tersebut untuk tetap berada di tempat yang terlindungi, kemudian melepaskan tembakan.
Perlu diketahui, UNIFIL diberi mandat oleh Dewan Keamanan untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah selatan negara itu bebas dari senjata dan personel bersenjata selain milik negara. Hal itu telah memicu ketegangan dengan Hizbullah, yang secara efektif mengendalikan area tersebut.