
www.wasantaraonline.com | Balikpapan – Dahulu Silat itu merupakan ilmu beladiri warisan dari para leluhur Indonesia. Nah, sekarang ilmu Silat ini masuk dan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan baik di dalam kejuaraan Nasional maupun Internasional. Silat itu bisa menjadikan pribadi yang tangguh dan berbudi luhur.
Hal ini disampaikan Rocky Gerung, saat menjadi pembicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang berlangsung di Asrama Haji Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jum’at (04/10/2024).
Dikatakan Rocky bahwa banyak tokoh pendekar dari berbagai perguruan pencak silat di tanah air, telah menjadi pelaku perjuangan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan para penjajah.
Salah satunya, Pencak Silat yang kita kenal sebutan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang didirikan oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 pada saat merintis kemerdekaan.
Untuk diketahui, di masa itu, Ki Hajar Hardjo Oetomo mengumpulkan para pemuda guna menyebarkan pencak silat PSHT di tanah jawa. Dengan niat melatih kekuatan fisik dan mental para pemuda, agar memiliki pribadi tangguh yang berbudi luhur.
Sehingga, KI Hajar Hardjo Oetomo dinilai telah berjasa saat melawan para penjajah dalam merebut kemerdekaan. Maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkan pendiri PSHT itu, sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
“Silat yang kita kenali adalah dasarnya kumpulan kumpulan keluhuran budi, bahkan sebelum Indonesia merdeka,” kata Rocky Gerung.
“Kebangsaan di dalam hati mendahului kebangsaan di republik. PSHT sudah berusia 102 tahun, sedangkan republik Indonesia baru 79 tahun. Kita harus belajar dari kesetian hati para pesilat, karena kita banyak hati tapi tidak setia pada republik,” sambungnya.
Tokoh intelektual publik ini merasa sangat tertarik dengan tujuan besar PSHT untuk mendidik manusia berbudi luhur tau benar dan salah, serta ikut serta memayu hayuning bawana.
“Kebangsaan itu mesti ditunjukan dari persaudaraan di dalam hati, baru konstitusi bisa dipakai untuk mengikat warga negara, sangat bagus filosofi PSHT, bahwa keluruhan itu harus mendahului masyarakat adil dan makmur, sedangkan tujuan kemakmuran dan keadilan untuk menumbuhkan keluhuran,” jelas Rocky Gerung yang disambut tepuk tangan oleh peserta Rakernas.
Bagi Rocky, ilmu yang diajarkan PSHT sangat relevan dengan kondisi saat ini. Agar setiap warganegara memiliki kemampuan menahan diri, yang menjadi kekuatan dan ketahanan bangsa.
“Kalau kemakmuran menimbulkan penderitaan, karena kekayaan yang selalu dipamerkan, maka tidak ada keluhuran di situ. Termasuk jika kecanggihan dan kekuatan militer kita dipamerkan, maka yang dibutuhkan adalah kemampuan menahan diri,” pungkas Rocky.