"HA (41) dan RN (41), keduanya warga pesisir Langkat, kami tangkap saat membawa dua karung sabu menggunakan betor," ungkap Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, Sabtu (31/5/2025).
Penangkapan dilakukan di Desa Tangkahan Durian, Kecamatan Brandan Barat, tak jauh dari gerbang tol, setelah polisi mengendus pengiriman sabu dari perairan Malaysia. Dalam dua karung yang mereka bawa, ditemukan 28 kilogram sabu dalam kemasan teh China bermerek Freeso Dried Durian, kemasan yang lazim dipakai jaringan internasional untuk menyamarkan narkoba.
Tak berhenti di situ. Dari pengakuan pelaku, polisi bergerak ke sebuah rumah di Dusun V Melur, Desa Perlis, dan menemukan 2 kilogram sabu tambahan, menjadikan total barang bukti mencapai 30 kilogram.
Kombes Calvijn mengungkap bahwa sabu tersebut dijemput langsung oleh tersangka HA dan seorang buron berinisial BJ dari perairan Malaysia atas perintah seorang pengendali berinisial "Gus", yang kini juga buron.
“Imbalannya menggiurkan — Rp10 juta per kilogram. Jika sukses, keduanya dijanjikan Rp300 juta. Tapi baru dikasih Rp5,5 juta sebagai uang jalan,” katanya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang jalur laut sebagai titik rawan penyelundupan narkoba ke Indonesia, khususnya lewat pesisir timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Polisi masih mendalami peran para tersangka dan memburu dua nama lain yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang. Indikasi kuat, jaringan ini terhubung ke sindikat lintas negara yang kerap memanfaatkan nelayan lokal sebagai kurir bawah tanah.
