
Jakarta, wasantaraonline.com – Industri dirgantara nasional melangkah ke era baru. PT Dirgantara Indonesia (PT DI) resmi menggandeng startup lokal, PT Intercrus Aero Indonesia, untuk mengembangkan taksi udara elektrik bernama Intercrus SOLA—pesawat canggih berkonsep Vertical Take-Off & Landing (VTOL) yang menjanjikan revolusi mobilitas di udara.
Tak sekadar untuk sektor sipil, Intercrus SOLA juga digadang-gadang punya kemampuan adaptif untuk kepentingan militer—mulai dari pengiriman logistik ke medan sulit, misi pengintaian, hingga dukungan taktis di wilayah berisiko tinggi.
“Kami percaya AAM (Advanced Air Mobility) bisa menjawab tantangan konektivitas, terutama di wilayah urban padat maupun daerah terpencil. Di sisi lain, teknologi ini juga sangat potensial untuk kebutuhan militer,” kata Dirut PT DI, Gita Amperiawan, dalam keterangannya, Selasa (1/7).
Spesifikasi Canggih, Ramah Lingkungan
Pesawat listrik Intercrus SOLA dirancang mampu membawa 3 penumpang + 1 pilot, dengan kapasitas angkut mencapai 360 kg dan jarak tempuh hingga 200 km. Menariknya, sistem propulsinya full electric, menjadikannya nyaris tanpa suara—ideal untuk operasi diam-diam sekaligus mendukung inisiatif green aviation.
Dipamerkan di Indo Defence 2025
Sebagai langkah awal, prototipe berskala 1:7 yang diberi nama SOLITA telah dipamerkan dalam gelaran Indo Defence 2025 Expo & Forum pada 11 Juni lalu. Proyek ini melibatkan kolaborasi penuh—mulai dari riset teknologi, sertifikasi, hingga rencana manufaktur dan komersialisasi.
“Intercrus SOLA bukan sekadar kendaraan masa depan, tapi representasi arah baru PT DI dalam menghadirkan produk inovatif berbasis energi bersih,” ujar Gita.
Dengan ambisi besar dan dukungan dari industri lokal, Indonesia kini masuk dalam daftar negara yang serius menggarap pasar taksi udara—baik untuk kebutuhan komersial maupun pertahanan.