Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Inovasi Tata Kelola Limbah Wisata di Bukit Sibea-bea Samosir: Strategi Zero Waste & Ekonomi Sirkular dalam Mendukung Eco-Tourism Danau Toba

Sabtu, 19 April 2025, April 19, 2025 WIB Last Updated 2025-04-19T10:37:47Z

  

oleh : 

KH. Dr. Muhammad Sontang Sihotang S.Si, M.Si*.(Kepala Laboratorium Fisika Nuklir, Prodi Fisika, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Peneliti Pusat Unggulan Ipteks Karbon & Kemenyan, - Universitas Sumatera Utara (USU)-Medan, Mantan Wartawan / Kolumnis / Reporter, Wakil Pemimpin Redaksi www.WasantaraOnline.com, Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), d/h Salemba, Jakarta Pusat, Tahun 1996 s.d 2000.


Pandangan Umum

Secara umum, kawasan wisata Bukit Sibea-bea di Samosir, Sumatera Utara, merupakan salah satu icon pariwisata unggulan di kawasan Danau Toba. 

Namun, peningkatan kunjungan wisatawan turut menimbulkan tekanan lingkungan berupa peningkatan volume limbah domestik, plastik & organik. 

Artikel ini membahas strategi tata kelola limbah berbasis inovasi menuju zero waste &  ekonomi sirkular, melalui pendekatan hepta helix, integrasi SDG’s, serta penguatan peran eco-tourism.

Hasil yang akan diharapkan nantinya adalah observasi lapangan, wawancara stakeholder & kajian literatur menunjukkan bahwa konsep manajemen limbah terpadu berbasis komunitas, kolaborasi UMKM daur ulang & pemanfaatan teknologi sederhana seperti komposter & eco-brick mampu menjadi solusi konkret untuk mendukung Danau Toba sebagai destinasi super prioritas yang ramah lingkungan & berkelanjutan.

Pendahuluan:

Bukit Sibea-bea, sebagai bagian dari destinasi wisata spiritual Danau Toba, menarik ribuan wisatawan setiap minggu. 


Lonjakan ini mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, namun juga memunculkan tantangan pengelolaan sampah & limbah domestik yang belum terstruktur. 


Limbah plastik kemasan, sisa makanan, & limbah kebersihan umum semakin mengancam kebersihan lingkungan & kualitas danau toba.


Sebagai kawasan super prioritas nasional, Danau Toba membutuhkan strategi pengelolaan limbah yang aktif, kreatif inovatif & produktif serta berkelanjutan.


Penelitian ini akan mencoba menjawab bagaimana inovasi tata kelola limbah di Bukit Sibea-bea dapat diarahkan pada prinsip zero waste, sinergi SDG’s & model ekonomi hijau-biru melalui kolaborasi lintas aktor.

Metodologi:

Metode yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus & partisipatif. Data akan diperoleh melalui:

1. Observasi lapangan & dokumentasi visual kawasan Bukit Sibea-bea.

2. Wawancara dengan pelaku usaha lokal, pengelola wisata &  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir.

3. Studi literatur mengenai eco-tourism, manajemen limbah &  prinsip ekonomi sirkular.


Hasil & Pembahasan yang akan diharapkan :

A. Karakteristik Limbah Wisata

Jenis limbah yang dominan di kawasan Sibea-bea:

· Sampah organik (sisa makanan, dedaunan)

·   Plastik (kemasan air minum, snack)

·    Limbah kertas & residu kebersihan


B.    Strategi Tata Kelola Inovatif

1.  Bank Sampah Wisata : berbasis komunitas & pelaku UMKM

2.  Komposter Wisata: pengelolaan sampah organik untuk pupuk kebun hias di sekitar lokasi proyek.

3.   Pembuatan Eco-brick: kolaborasi dengan sekolah lokal dan komunitas muda

4.     Sistem Insentif Digital: pemberian poin untuk wisatawan yang memilah & mengembalikan sampah


C. Integrasi SDG’s & Hepta Helix

·  SDG 6 (air bersih), 12 (konsumsi-produksi berkelanjutan), 13 (perubahan iklim), 14 (eko-sistem air)

·  Hepta Helix : Pemerintah Daerah, Akademisi (Universitas Sumatera Utara), Bisnis (UMKM & souvenir), Komunitas Lokal, Media (Radio Toba), Lembaga Keuangan Mikro & Wisatawan


D. Ekonomi Sirkular Hijau dan Biru

· Limbah organik  kompos  taman wisata

· Limbah plastik  eco-brick  pot, bangku taman

·  Limbah kertas  kertas daur ulang untuk kemasan produk UMKM

·   Edukasi & branding kawasan sebagai Zero Waste Spiritual Tourism Village



Kesimpulan:

Kawasan Bukit Sibea-bea di Danau Toba dapat menjadi percontohan nasional pengelolaan limbah wisata berbasis inovasi lokal. 


Pendekatan integratif yang menggabungkan nilai-nilai budaya, teknologi tepat guna, partisipasi masyarakat & kerangka ekonomi sirkular menjadi kunci keberhasilan menuju kawasan wisata zero waste. Diperlukan dukungan kebijakan lintas sektor & aktor serta sinergi berkelanjutan antar pihak dalam kerangka hepta helix.


Referensi:

· Kemenparekraf. (2022). Panduan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan.

·  UNEP (2020). Circular Economy in Tourism.

·        Pemerintah Kabupaten Samosir. (2023). Profil Kawasan Wisata Sibea-bea.

·  Bappenas (2021). SDG’s Framework Indonesia.

· Gunawan, H. (2021). Tata Kelola Sampah di Kawasan Danau Toba. Jurnal Lingkungan Tropis.



Komentar

Tampilkan

  • Inovasi Tata Kelola Limbah Wisata di Bukit Sibea-bea Samosir: Strategi Zero Waste & Ekonomi Sirkular dalam Mendukung Eco-Tourism Danau Toba
  • 0

Terkini

Topik Populer