Wasantara.online @ Jakarta – Untuk demi kemaslahatan masyarakat dan kesejahteraan nelayan Indonesia serta kelestarian ekosistem laut. Maka pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan perikanan sedang melakukan kajian dan evaluasi mendalam kebijakan Permen KP No.59, No.12 dan No. 58.
Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran peranya yang diterima wartawan Sabtu (30/1/2021), saat menyambut beberapa perwakilan nelayan dari wilayah perairan Kepulauan Riau (Kepri), Natuna, Bintan, dan Anambas, pertemuan Menteri itu dilaksanakan di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Jumat kemarin.
Menteri Trenggono dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua HNSI Lingga, Direktur LKPI Prov. Kepulauan Riau serta perwakilan mahasiswa ini menjawab keresahan nelayan terkait kebijakan alat tangkap Cantrang.
“Sampai hari ini Permen KP No. 59 Tahun 2020 belum diberlakukan. Sampai hari ini apakah anda pernah mendengar pengumuman bahwa Permen ini dijalankan?” ucap Menteri Trenggono yang diiringi jawaban belum dari para nelayan.
Menteri Trenggono menegaskan bahwa dirinya masih melakukan kajian mendalam dan juga evaluasi terhadap beberapa kebijakan yang terdapat dalam Permen KP No.59, salah satunya adalah kebijakan mengenai alat tangkap ikan cantrang. Selain Permen KP No. 59, Ia juga tengah mengkaji Permen KP No.12 dan 58 demi kemaslahatan dan kesejahteraan nelayan Indonesia.
Dikatakan Sakti Wahyu Trenggono, bahwa pihak KKP sedang melakukan suatu proses evaluasi terhadap Permen KP, bukan hanya Permen KP No.59, namun juga termasuk Permen KP 58 dan juga 12 yang menjadi isu sensitif.
Yang jelas segala kebijakan yang nantinya keluar adalah kebijakan dengan kajian mendalam dan melalui proses komunikasi yang komprehensif. Kenapa? Karena saya ingin fokus terhadap kesejahteraan nelayan kita. Termasuk saya harus bertemu dan mendengar langsung pendapat para nelayan dan juga NGO serta mahasiswa,” imbuh Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri Trenggono juga berpendapat sebagai nahkoda Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ia akan mengawal keberlangsungan ekosistem di negara Indonesia agar generasi selanjutnya dapat merasakan hasil dari sumber daya alam yang melimpah.
“Jadi jelas ya! Saya cinta keberlanjutan dan saya akan jaga benar ekosistem laut Indonesia, supaya populasinya tidak rusak. Saya memiliki waktu 3 tahun 10 bulan untuk meletakkan pondasi yang kuat membangun roadmap kelautan dan perikanan kedepan, agar anak-cucu, saudara masih bisa menikmati hasil ekosistem yang terjaga, termasuk terjaga dari pencurian terumbu karang,” tegasnya.
Menteri Trenggono juga menyampaikan harapannya terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan untuk turut mendorong kemakmuran serta memajukan hak-hak nelayan baik itu dengan memberikan asuransi kesehatan dan kecelakaan, hingga jaminan masa tua.