Medan, Wasantara online.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Utara, Arif Mandu, menargetkan menyalurkan atau menjual beras sebanyak 48.000 ton untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau dulunya bernama Operasi Pasar (OP).
"Program KPSH sudah terbukti bisa menekan lonjakan harga beras di pasar khususnya sejak kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak)," kata Arif, Selasa (8/11/2022).
Penyaluran KPSH Bulog Sumut sejak Januari - 3 November 2022, sudah sebanyak 40.004 ton beras. Bila nantinya permintaan di atas target sebanyak 48.000 ton, Bulog akan menambah pasokan.
Kebijakan itu diambil Bulog untuk mengendalikan inflasi dari kenaikan harga beras yang merupakan bahan pokok utama. Hingga pekan ini, harga beras kualitas medium di pasar Sumut masih terkendali di kisaran Rp9.000 - Rp10.000 per kg.
Sementara, beras kualitas premium juga masih di kisaran Rp 11.000 - 13.000 per kg. Ada pun harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras kualitas medium Rp 8.300 dengan harga fleksibilitas Rp 8.850 per kg.
"Untuk beras kualitas premium, harganya mengikuti mekanisme pasar," katanya. BULOG Sumut terus berkoordinasi dengan pusat maupun pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menjaga kestabilan harga beras di tingkat konsumen.
"Jangan sampai harga beras melonjak yang mendorong meningkatnya inflasi sehingga pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik bisa terganggu," ucapnya.
Arief menegaskan, Program KPSH itu juga tidak menjadi masalah, karena stok beras Bulog Sumut masih memadai atau sebanyak 14.069 ton.
Stok itu akan tetap aman, karena Bulog juga masih terus melakukan pembelian beras ke petani dan mendapat pasokan dari Bulog pusat.
"Bulog Sumut tetap menjalankan Tiga Pilar Ketahan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog yakni ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas harga," tambah Arief.