
Jakarta, www.wasantaraonline.com — Perum Bulog bergerak cepat menyewa gudang milik BUMN hingga TNI guna menampung lonjakan stok beras pemerintah yang telah menembus angka 3,5 juta ton per 4 Mei 2025. Langkah ini diambil menyusul penugasan strategis Bulog untuk menyerap hingga 3 juta ton setara beras dari hasil panen petani nasional.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Arwakhudin Widiarso, menyebut pihaknya telah menyewa gudang dengan total kapasitas 1,1 juta ton dari sejumlah entitas, termasuk BUMN seperti Bhanda Ghara Reksa (BGR) dan ID Food, para pengusaha penggilingan padi, serta menggunakan skema pinjam pakai dengan TNI.
“Gudang kami sewa dari BUMN dan pelaku usaha lokal. Ada pula skema pinjam pakai dengan TNI. Sewa ini tersebar di wilayah strategis seperti Jawa, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Selatan, dan NTB,” ujar Arwakhudin kepada media, Selasa (6/5).
Ia menegaskan bahwa tak semua gudang dibayar di muka. Beberapa akan dihitung berdasarkan durasi pemakaian dan volume penggunaan. "Bulog tidak membatasi anggaran untuk penyediaan gudang. Angkanya akan diketahui saat akhir masa sewa," tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, menyebut kondisi stok saat ini adalah yang terbaik. Namun, ia tak menampik bahwa sejumlah gudang Bulog sudah penuh.
“Gudang-gudang kami, sebagian besar sudah penuh. Tapi kami terus bekerja sama dengan BUMN dan instansi lain untuk memastikan stok tetap terjaga,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI.
Saat ini, kapasitas total gudang Bulog mencapai 4,92 juta ton, terdiri dari 3,25 juta ton gudang operasional, 1,16 juta ton sewa dan filial, serta 512 ribu ton dalam kategori broken space.
Langkah cepat Bulog menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama menghadapi tantangan panen raya dan kebutuhan stabilisasi harga beras.