Dari deretan kampus bergengsi yang menerima Nailah, antara lain:
- University of California, Davis – Applied Chemistry
- Purdue University – Environmental & Ecological Engineering
- University of Manchester – Earth & Planetary Science
- University of Melbourne – Bachelor of Science
- University of Toronto – Physical & Environmental Sciences
- Wageningen University & Research (WUR), Belanda – Environmental Sciences
Dari semua tawaran itu, Nailah akhirnya memilih Wageningen University & Research, salah satu universitas terbaik dunia di bidang ilmu lingkungan, setelah dinyatakan lolos sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dari Kemendikbudristek.
“Sejak SMP saya sudah menargetkan kuliah di luar negeri. Tapi ini tetap terasa luar biasa. Alhamdulillah,” ujar Nailah penuh syukur.
Prestasi Nasional dan Internasional
Tak sembarang pelajar bisa meraih pencapaian seperti Nailah. Sejak duduk di bangku sekolah, ia telah mengoleksi sederet prestasi akademik tingkat nasional hingga internasional, antara lain:
- Silver Medalist Kimia – Sutomo World Education Expo 2023
- Silver Medalist Kimia – National Education Day Science Olympiad 2023
- Silver Award – International Virtual Competition of Creative & Innovative Idea 2024, Malaysia
Lewat proyek ilmiah konversi sampah organik menjadi energi listrik, Nailah menunjukkan kematangan berpikir sekaligus kepeduliannya terhadap isu lingkungan sejak dini.
Pengalaman Internasional dan STEM
Nailah juga aktif mengikuti berbagai program internasional pengembangan diri:
- Semi-finalis Kennedy-Lugar Youth Exchange & Study (KL-YES) Program ke AS
- Semi-finalis TechGirls Exchange Program 2024
- Penerima beasiswa AFS Global STEM Innovators 2023
Minatnya pada dunia STEM makin terasah ketika ia lolos sebagai salah satu peserta pembinaan terpusat Beasiswa Indonesia Maju Taman Sains di Jakarta. Selama 10 bulan, ia menimba ilmu bersama pelajar-pelajar terbaik nasional dalam bidang Synthetic Biology, Engineering for Physics, hingga Python Programming. Nailah juga menggagas proyek tim “SungaiSaverBot”, robot pembersih sungai untuk mengatasi pencemaran air di Indonesia.
Mimpi Besar Anak Negeri
Bagi Nailah, belajar Environmental Sciences bukan sekadar pilihan akademik, tapi panggilan jiwa.
“Indonesia punya kekayaan alam luar biasa, tapi masih menghadapi tantangan besar seperti pencemaran air, deforestasi, dan sampah. Saya ingin membawa solusi berbasis sains yang tetap relevan secara sosial,” ungkapnya.
Semangat pantang menyerah dan disiplin tinggi yang ia warisi dari sang Ayah, seorang Bintara TNI AU, menjadi fondasi kuat dalam menapaki setiap langkahnya. Kini, Nailah bersiap menimba ilmu di Belanda dengan tekad untuk kembali dan mengabdi demi masa depan lingkungan Indonesia.
“Saya ingin generasi muda Indonesia tahu bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Bermimpilah tinggi, dan wujudkan dengan kerja keras,” pungkasnya.
