Demikian hal yang disampaikan anggota DPR RI dr Sofyan Tan kepada wartawan usai melaksanakan perayaan Cap Go Meh di Kantor Sekretariat PSMTI Jalan Pembangunan 1 Medan, Minggu (5/2/2023).
Sofyan Tan mengapresiasi perayaan Cap Go Meh tersebut karena telah berkontribusi memperkaya kebudayaan bangsa. Menurut dia, kegiatan yang digelar PSMTI tersebut harus tetap dipertahankan dan dilestarikan agar menjadi ajang budaya dan pariwisata.
“Perayaan Cap Go Meh ini menjadi rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang berakhir pada hari ke 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. PSMTI menutup acara Imlek dengan harapan bahwa semua marga yang tergabung di dalam PSMTI bisa sejahtera, damai, banyak rezeki dan diberikan kesehatan yang berlimpah,” kata salah satu Pendiri PSMTI Sumut tersebut.
Menurutnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah memiliki agenda perayaan secara kebudayaan dan Perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu budaya orang Tionghoa yang sudah mengakar di Indonesia.
Salah satu yang terkenal adalah “Lontong Cap Go Meh”, makanan khas ini telah menjadi salah satu daya tarik kepada turis mancanegara yang datang ke Indonesia.
Dr Sofyan Tan, mencontohkan, Kota Singkawang telah menjadi salah satu tempat Pariwisata yang didukung dananya dari pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemeparekraf).
Selain itu, Kemenpanrekraf juga mengakui festival budaya Tionghoa yang diselenggarakan pada hari ke-5 pada Imlek atas bekerjasama dengan PSMTI dan Mitsu PSP, artinya negara mengakui perayaan budaya festival Tionghoa yang ada di Kota Medan.
Untuk itu Sofyan Tan berharap Kota Medan juga bisa menyelenggarakan kegiatan yang didukung oleh Kemenparekraf misalnya perayaan sembahyang Kuburan (Cheng Beng), Festival Bakcang dan lainnya.
PSMTI diharapkan bisa mengagendakan itu, sehingga semakin banyak turis asing yang datang ke Sumut,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua PSMTI Sumut, Tongariodjo Angkasa Ginting SE,MBA,MM,MSc menambahkan, PSMTI akan terus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Tionghoa dengan cara merayakannya. Dengan begitu, generasi penerus mengetahui perayaan kebudayaan Tionghoa sehingga “mengakar” di dalam diri masing-masing dengan tetap menghargai kebudayaan yang ada di Indonesia.
“Perayaan Cap Go Meh 2574 ini baru pertama kali diselenggarakan, meski sederhana namun bermakna. Selaku Ketua PSMTI Sumut mengapresiasi seluruh panitia dan para pengurus beserta para anggota PSMTI Sumut, Kota Medan ataupun Kecamatan dan Kelurahan yang bekerja sehingga terlaksana dengan baik,” katanya didampingi Ketua Panitia, Solihin Chandra.
Lanjut, Tongariojo Angkasa, dengan adanya perayaan kebudayaan Tionghoa ini diharapkan semakin mempererat persahabatan seluruh marga-marga Tionghoa yang ada di PSMTI, karena PSMTI adalah milik seluruh etnis Tionghoa.
“Semoga ke depan PSMTI semakin jaya dan dapat berkontribusi kepada negara Indonesia. Bukan hanya di bidang kebudayaan tetapi juga di bidang sosial dan lainnya,” ucapnya.
Sementara, Ketua PSMTI Kota Medan, Johan Tjongiran, SH menambahkan, perayaan Cap Go Meh menjadi eksistensi PSMTI dalam mendukung kebudayaan Tionghoa. Harapannya, ini akan menjadi agenda rutin untuk ke depannya.
Johan juga berharap di tahun Kelinci ini, perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi setelah beberapa tahun belakangan “terseok -seok” pandemi Covid-19. Dengan begitu, masyarakat bisa bisa mencari nafkah dengan rasa aman dan tenang.
“Begitu juga dengan pandemi Covid-19 diharapkan benar-benar hilang dari muka bumi ini. Semoga PSMTI semakin maju dan semua sehat-sehat serta bisa menjalankan segala kegiatan dengan baik,” pungkasnya.
